Pages

Tayangan Laman

Cari Blog Ini

Followers

chat with me !

Selasa, 17 Februari 2015

Cadas Jontor aka Tebing Karaton / Keraton : Narsis nan Egois

AKU
Dok. Dede Ruslan


Central Park – Jakarta Barat menjadi kesepatakan kami untuk menjadi titik kumpul, Grandmax Hitam keluar dari Central Park menuju Salemba kali ini kami menjemput dua orang teman kami yaitu Anggri dan si Hadi yang akan menjadi sopir kami selama perjalanan. Setelah menjemput Hadi juga Anggri mobil menuju Semanggi karena ada dua orang teman kami yang tadinya di Central Park karena ada yang ingin mereka ambil di rumah mereka masing. Setelah semua anggota pas mobil pun terasa sesak. Hadi kini mengambil alih kemudi mobil yang tadinya dikuasai Adhi Illo. Isi dalam mobil pada bagian belakang yang tempat duduknya berhadap-hadapan diisi dengan 6 orang yaitu Aku (Erwan), Dede dan Selly sedangkan tempat duduk satunya diisi Adhi Illo dan Ferdinand. Bagian tengah ada Anggri, Pity, Eni dan Faranisah sedangkan dibagian depan Hadi bagian kemudi disampingnya ada Amri. Padat dan hangat.
Perjalanan kami lanjutkan setelah sempat berhenti di Rest Area karena ingin beli minum serta buang air. Tak lama pun kami keluar tol dan tiba di Kota Bandung, beberapa diantar kami menelpon Adhie yang telah duluan di Bandung yang nantinya juga akan menjadi guide kami. Kami janjian di salah satu resto siap saji, tak lama kami sampai di resto tersebut. Ada yang langsung pesan makanan karena sudah lapar, ada juga yang hanya numpang cuci muka. Adhie pun datang dengan motor maticnya dengan membawa boncengan satu orang.
Perjalanan langsung kami lanjutkan menuju Tebing Karaton, sempat kehilangan jejak Adhie yang melaju sedikit kencang, namun akhirnya bertemu kembali setelah ditelpon. Di depan, motor Adhie terhenti oleh seorang warga setempat. Kami sempat bertanya-tanya apa yang mereka bicarakan, Adhie menghampiri kami dan mengatakan kalau jalannya ditutup dan harus menggunakan jalan yang lain, namun bapak itu siap memandu.
Rutepun berganti. Semakin mendakit Tebing Karaton laju mobil semakin tersendat. Kami pun berteriak-teriak karena mobil tak sanggup menanjak. Dede orang diantara kami yang paling penakut, aku yang berada di samping pintu disuruhnya untuk cepat-cepat membuka pintu. Pintu dibuka dia pun keluar dengan cepatnya, sontak kami tertawa melihat tingkah konyolnya.
Perjalanan kami lanjutkan dengan berjalan kaki, hanya Hadhi yang membawa mobil ke pelataran parkir. Kami tiba masih di Tebing Karaton masih Subuh. Kemudian kami masuk areal Tebing Karaton tersebut dengan membayar Rp. 11.000,- peroang. Di lokasi sudah cukup ramai pengunjung, maklumlah kami kesana diakhir pekan. Beberapa diantara kami langsung ke lokasi tebing yang menjadi tempat favorite untuk berpose sedangkan aku, Illo, Amri, Ferdinand, Adhie dan temannya memilih untuk menikmati pemandangan dari spot yang lain dulu. Puas menikmati alam dari spot lain kami bergabung dengan teman-teman yang telah terlebih dahulu ke tempat utama tersebut.
Jadi tempat ini merupakan iconnya Tebing Karaton, setiap orang seolah-olah wajib foto disana, di Tebing yang berbatuan. Ternyata teman-teman kami yang terlebih dulu kesana masih saja berfoto-foto gentian satu sama lain. Padahal mereka sudah cukup lama disana. Karena kami baru bergabung maka kami juga tidak lupa untuk bernarsis ria. Satu persatu dari kami foto diatas batu, terkadang foto berombongan. Pada saat aku foto diatas batu, awalnya aku foto menghadap kekamera kemudian membelakangi kamera.
Teman-temanku berkata “Bagus tu, bagus gayanya”. Karena mereka anggap gaya membelakangi kamera tersebut bagus maka banyak dari mereka foto ulang alias mencoba berfoto diatas batu dengan gaya membelakangi kamera. Padahal mereka sudah cukup lama disana.
Beberapa orang melihat kami, mungkin mereka bosan, sebel, marah, geram, risih atau apalah. Karena aku merasa kami egois, dilokasi umum kami berfoto di icon suatu tempat wisata dengan waktu yang cukup lama, seolah-olah milik kami pribadi dan tak menghiraukan pengunjung yang lain.
Padahal sempat ada satu orang pengunjung yang langsung ke batu tersebut kemudian minta difoto, mungkin dia sudah bosan menunggu kami yang tidak puas-puas berfoto disana. Namun malah sebelum dia foto malah kami suruh untu memfoto kami, baru kemudian dia minta difoto. Kemudian pengunjung itu naik keatas, namun kami tetap saja disana.
Baru setelah merasa puas, kami naik keatas. Ada rasa malu pada saat melewati pengunjung yang lain, tapi akhirnya cuek. Disana kami bertemu dengan salah seorang teman yang pernah ngetrip bareng yaitu Adi Basah. Ngobrol sejenak kemudian kami langsung ke parkiran untuk melanjutkan ke destinasi selanjutnya.
Sedikit memperkenalkan asal usul nama Tebing Karaton yang ku baca dipapan di lokasi Tebing Karaton, Tebing (Sunda) Gawir, Karaton adalah sebuah kemewahan alam, kemegahan alam keindahan alam yang bias dinikmati bersama. Jadi Tebing Karaton bisa diartikan Tebing dengan kemegahan, kemewahan, serta keindahan alamnya. Tebing Karaton dulunya dikenal dengan Cadas Jontor dimana Cadas tersebut lebih menonjol dari cadas-cadas lainnya. Tebing Karaton mulai terkenal pada Mei 2014.

Untuk perhatian teman-teman sikap kami yang berlama-lama disatu tempat untuk bernarsis ria tersebut tidakla patut untuk dicontoh. Karena merugikan orang lain, berfotolah sewajarnya kemudian berikan kesempatan kepada pengunjung yang lainnya.

Lokasi            :  Kampung Ciharegem Puncak – Desa Wisata Ciburai -  Kecamatan Cimenyan  – Kabupaten  Bandung – Jawa Barat 40198
Tiket Masuk  : Rp. 11.000,- untuk wisatawan local
                         Rp . 76.000,- untuk wisatawan asing.
Parkir                         : Mobil Rp. 10.000,-
                         Motor Rp. 5.000,-
Peserta : 1.  Erwan Aris Syaputra (Saya sendiri) aka Erwan
                2.  Dede Ruslan aka Dede
            3. Adhie Illo aka Illo
            4. Nurhadi aka Hadhie Cullen
            5. Fajar Nur Amri aka Amri
            6. Adhie
            7. Temannya Adhie
            8. Ferdinand
            9. Selly Sukesi aka Selly
            10. Pity
            11. Anggri Ma Belle aka Anggri
            12. Enni
Rute dari Jakarta menggunkan mobil pribadi/sewaan : Masuk Tol Purbaleunyi kemudain keluar di Tol Pasteur, keluar Tol Pasteur belok kiri melewati jalan laying luruss kemudian setelah perempatan Jl. Ir. H. Juanda belok kiri kemudian ikut jalur..
Jangan malu untuk bertanya jika anda merasa salah jalan atau tersesat, usahakan untuk bertanya ke warga lokal daripada bertanya dengan internet.
Kejadian 14 September 2014

Dokumentasi :

Tempat Penjualan Tiket Masuk Tebing Karaton
Dok. Dede Ruslan


 
Pemandang Pagi Hari di Tebing Karaton 1
Dok. Erwan Aris Syaputra


Pemandang Pagi Hari di Tebing Karaton 2
Dok. Erwan Aris Syaputra

Doraemon dan Tebing Karaton
Dok. Erwan Aris Syaputra

Pemandang Pagi Hari di Tebing Karaton 3
Dok. Erwan Aris Syaputra
NARSIS

 
NARSIS 2
Dok. Adhie
Tulisan yang meceritakan asal usul Tebing Karaton
Dok. Dede Ruslan

Pelataran Parkir Mobil Tebing Karaton
Dok. Dede Ruslan



Jakarta, 17 Februari 2015. 10:58 PM
Erwan Aris Syaputra

9 komentar:

  1. wahh bagus gan pemandangannya jadi pngen kesana .. thank infonya
    boominformasi.blogspot.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama2 gan, tapi skrg uda direnop jadi ada perubahan

      Hapus
  2. mantap gan jadi pengen kesana :D

    BalasHapus
  3. Indonesia itu memang mantab gan.

    BalasHapus
  4. pengen kesanaaaa.... indah banget.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tapi jangan dimusim hujan sis biar lebih asyik.

      Hapus
  5. Huuaahh.. indah banget..
    Jadi kepengen kesana :D

    BalasHapus