![]() |
Curung Cibengang Dok. Erwan Aris Syaputra |
Selsai mendaki Gunung
Batu kami langsung berembuk untuk mentukan apakah akan melanjutkan ke destinasi
selanjutnya (Curug Cipamingkis) atau langsung pulang ke Jakarta. Rembukan singkat
itu menghasilkan keputusan bahwa kami melanjutkan ke Curug Cipamingkis. Si Lidia
yang sedang membayar uang parkir mobil langsung menanyakan ke tukang parkir
kalau mau ke Curug Cipamingkis lewat jalur mana. Petunjuk sudah jelas, Superman
pun melaju.
Katanya deket, dan
curug keliatan dari jalan. Tapi semakin superman melaju semakin gak ada
petunjuk itu Curug. Oke, kami langsung GPS (Gunakan Penduduk Setempat). Makin ngawur
ngidul, katanya kami salah jalan. Nanya yang lain, katanya gak ada Curug
Cipamingkis, makin ngawur lagi. Sudalah beberapa kali nanya akhirnya aku nanya
lagi ke rumah warga. Gak nanyain Curug Cipamingkis tapi nanyain Curug yang
deket dari tempat kami sekarang. Dikasih petunjuk pas pertigaan belok kiri.
Pertigaanpun sudah ada,
rasanya kurang afdol kalau gak nanya lagi. Nanya ke bapak-bapak yang lagi duduk
“Pak, kalau ke Curug yang deket sini kemana ya?” Tanya ku. “Oh, kalau Curug
dari sini belok kiri, terus aja pokoknya sampe ketemu ---- kayu”. Sudah jelas
itu pentunjuk sudah dikasih tau juga nama Curugnya, walaupun tidak jelas dan
aku lupa nama Curugnya apa.
![]() |
Tempat Kami Parkir Mobil Super Man Dok. Erwan Aris Syaputra |
Tidak terlalu jauh dari
pertigaan akhirnya kami menemukan tempat --- kayu itu, dan tak jauh dari sana
tertulis plang kecil nama Curugnya. Dari 10 orang yang ada didalam mobil
termasuk si sopir, Cuma 5 orang yang akan berangkat ke Curug. Hari sudah sore
dan capek dari Gunung Batu menjadi alas an utama yang tidak ikut ke Curug.
Kira-kira 10-20
menitlah kata warga sana untuk sampai ke Curug itu. Pasang kaki, kami
berlimapun menuju Curug.
Sempat beberapa kali
kami bertanya arah jalan ke Curug karena memang ada beberapa pertigaan selama
masih di Desa tersebut. Mulai bingung benar atau salah jalan yang kami lewati
itu benar jalan ke Curug atau bukan pada saat melewati persawahan. Lagi-lagi
aku lagi yang bertanya kepada seorang bapak yang menuju desa “Permisi Pak,
numpang tanya. Kalau jalan menuju Curug
kemana ya?” dijawabla sama Bapak itu dengan bahasa Sunda yang aku tak tau
artinya. Untung dia menunjuk kelembah yang ada orang disana. “Yang ada
orang-orang itu ya Pak?” Tanya ku lagi. Kemudian Bapak itu menganggukkan
kepalanya. Memang masih banyak masyarkat Sunda yang tinggal di Pedesaan yang
tidak bisa melafalkan Bahasa Indonesia terutama kalangan tua.
![]() |
Bertanya kepada warga setempat - GPS (Gunakan Penduduk Setempat) Dok. Pebrianto Ame |
![]() |
Langit Sore Menemani Perjalanan Menuju Curug Dok. Erwan Aris Syaputra |
Hari semakin sore, ku
ajak teman-teman untuk bergegas karena takut pulangnya kemalaman. Ditengah-tengah persawahan kami harus melewati
sebuah sungai bebatuan yang saat itu airnya tidak terlalu deras sehingga aman
untuk kami lewati, kemudian setelah melewati sawah kami sedikit menanjak dengan
kondisi jalan yang cukup licin dan terkdang becek dengan lumpur kemudian
menurun melewati sungai mendaki lagi dan terakhir turunan ke Curugnya.
![]() |
Bernarsis Ria Dok. Poppy Parisa A. |
![]() |
Mandi |
![]() |
Full Team Curug |
Sesampai di Curug mata
langsung segar kembali, kondisi curug masih sangat alami, belum ada sesampahan.
Kulihat ada 3 orang wanita yang sedang asyik berfoto-foto dan satu orang warga lokal
yang sedang memancing. Tak membuang waktu lama, setalah foto-foto aku langsung
mengajak teman-temanku untuk mandi, awalnya sempat pada ragu namun pada
akhirnya semua mandi. Air yang sangat jernih disore hari itu cukup membuat
segar hati dan perasaan juga rasa lelah setelah mendaki Gunung Batu pun hilang
seketika. Rasanya ingin berlama-lama kami mandi disana, namun kondisi tidak
memungkinkan. Tak satupun dari kami yang membawa senter, sementara mentari
mulai mengambil cahayanya.
Diselah-selah menikamti
Curug tersebut aku sempat berbincang dengan 3 orang perempuan yang telah lebih
dulu disana. Ternyata mereka bertiga dari Cibinong dan Depok, mereka hanya
bertiga dan membawa dua motor. Spontan aku bilang ke mereka apa mereka tidak
takut “begal” yang lagi marak. Mereka jawab amit-amit, jangan sampai kejadian.
Kami berlima duluan
meninggalkan Curug, sementara 3 orang perempuan itu masih betah berlama-lama
menikmati Curug ditemani seorang Bapak warga lokal. Aku (Erwan), Poppy, Ningsih
dan Dana sempat duluan jalan ternyata Pebri dibelakang kami cukup jauh
tertinggal. Dana mengajak untuk menunggu sebentar, namun aku lebih
menghawatirkan mereka bertiga ketimbang Pebri yang seorang lelaki. Lantas ku
ajak mereka untuk menunggu setelah dipersawahan karena akan lebih terasa aman
menunggu disana. Ehh kami baru mau jalan ternyata Pebri sudah ada dibelakang.
Adzan pun berkumandang
kami sudah mau memasuki persawahan, mulai semakin gelap ditambah hujan
rintik-rintik. Namun kami memilih untuk berhenti dan beristirahat selama adzan berkumandang,
pada saat kami istirahat selama adzan 3 orang perempuan dan 1 orang bapak-bapak
tadi datang. Akhirnya kami pulang menuju desa bersama-sama. Namun bapak tadi
pulang duluan, aku tidak tahu apa alasan dia pulang duluan. Ya sudalah.
Selama diperjalan
menuju Desa kami membahas akan mengganti pakaian dimana, dan akhirnya Dana,
Poppy dan Ningsih akan mengganti pakaian mereka yang basah di Kamar Mandi
Masjid yang nantinya akan kami lewati. Sementara kami Aku dan Pebri duluan ke
mobil untuk memberi tahu kalau kami sudah pulang agar teman-teman yang menunggu
tidak khawatir.
Sesampai diparkiran
mesin mobil sudah dinyalakan, ternyata mereka mau menjemput kami dibawah. Aku bilang
saja tidak usah. Sekitar 10 menit kemudian Ningsih Dana dan Poppy sampai
ditempat parkir, bergegas mereka masuk mobil. Tadinya 3 orang perempuan yang
ketemu kami di Curug ini kompoi bersama mobil kami, namun ternyata tidak jadi. Mereka
diantar sama bapak-bapak yang tadi menemani mereka.
Sebelum pulang kami,
sempat penasaran apa nama Curug yang kami datangi karena kami tidak sempat
membaca plang nama Curug tersebut. Namun sampai kami tiba dikediaman
masing-masing tidak ada yang tahu nama curug tersebut. Aku baru tahu nama curug
tersebut dari teman grup whatsapp. Diapun menyebukannya salah. Dibilang nama
curug tersebut Cibenga setelah search digoogle ternyata nama Curugnya Curug
Cibengang.
![]() |
Jalur Menuju Curug - Menyebrang Sungai di Tengah Persawahan Dok. Pebrianto Ame |
![]() |
Jalur Berlumpur Dok. Erwan Aris Syaputra |
![]() |
Menyebrangi Sungai dekat Curug Dok. Erwan Aris Syaputra |
Yang ikut Vakansi ke
Curug Cibengang, Minggu 8 Maret 2015 yaitu
:
1.
Erwan Aris Syaputra (Aku)
2.
Poppy Parisa S.
3.
Ningsih a.k.a Ningnung
4.
Pebrianto Ame
5.
Dana
Lokasi : Dekat Gunung
Batu – Cirau – Jonggol – Bogor – Jawa Barat.
Biaya masuk : Free
Biaya parkir : Free
Jakarta 14 Maret 2015
2:10 AM
Cieee erwan udah punya blog nih
BalasHapusBlog si uda lama De, tapi jarang nulis. Hahaha
HapusWah, curug rahasia lagi nih, belum ada yang ngelola masih serba gratis, thanks refrensinya om
BalasHapusoke sama2 boss, iya masih serba free. mayan buat mandi enakkkk segerr haha
Hapusoke sama2 boss, iya masih serba free. mayan buat mandi enakkkk segerr haha
Hapuspemandanganyaa .. .WOWW
BalasHapusHaahaaaa
Hapus