Pages

Tayangan Laman

Cari Blog Ini

Followers

chat with me !

Sabtu, 14 Maret 2015

Curug Cibengang : Tak ada Cipamingkis, Cibengangpun jadi.

Curung Cibengang
Dok. Erwan Aris Syaputra


Selsai mendaki Gunung Batu kami langsung berembuk untuk mentukan apakah akan melanjutkan ke destinasi selanjutnya (Curug Cipamingkis) atau langsung pulang ke Jakarta. Rembukan singkat itu menghasilkan keputusan bahwa kami melanjutkan ke Curug Cipamingkis. Si Lidia yang sedang membayar uang parkir mobil langsung menanyakan ke tukang parkir kalau mau ke Curug Cipamingkis lewat jalur mana. Petunjuk sudah jelas, Superman pun melaju.

Katanya deket, dan curug keliatan dari jalan. Tapi semakin superman melaju semakin gak ada petunjuk itu Curug. Oke, kami langsung GPS (Gunakan Penduduk Setempat). Makin ngawur ngidul, katanya kami salah jalan. Nanya yang lain, katanya gak ada Curug Cipamingkis, makin ngawur lagi. Sudalah beberapa kali nanya akhirnya aku nanya lagi ke rumah warga. Gak nanyain Curug Cipamingkis tapi nanyain Curug yang deket dari tempat kami sekarang. Dikasih petunjuk pas pertigaan belok kiri.

Pertigaanpun sudah ada, rasanya kurang afdol kalau gak nanya lagi. Nanya ke bapak-bapak yang lagi duduk “Pak, kalau ke Curug yang deket sini kemana ya?” Tanya ku. “Oh, kalau Curug dari sini belok kiri, terus aja pokoknya sampe ketemu ---- kayu”. Sudah jelas itu pentunjuk sudah dikasih tau juga nama Curugnya, walaupun tidak jelas dan aku lupa nama Curugnya apa.

Tempat Kami Parkir Mobil Super Man
Dok. Erwan Aris Syaputra

Tidak terlalu jauh dari pertigaan akhirnya kami menemukan tempat --- kayu itu, dan tak jauh dari sana tertulis plang kecil nama Curugnya. Dari 10 orang yang ada didalam mobil termasuk si sopir, Cuma 5 orang yang akan berangkat ke Curug. Hari sudah sore dan capek dari Gunung Batu menjadi alas an utama yang tidak ikut ke Curug.

Kira-kira 10-20 menitlah kata warga sana untuk sampai ke Curug itu. Pasang kaki, kami berlimapun menuju Curug.
Sempat beberapa kali kami bertanya arah jalan ke Curug karena memang ada beberapa pertigaan selama masih di Desa tersebut. Mulai bingung benar atau salah jalan yang kami lewati itu benar jalan ke Curug atau bukan pada saat melewati persawahan. Lagi-lagi aku lagi yang bertanya kepada seorang bapak yang menuju desa “Permisi Pak, numpang  tanya. Kalau jalan menuju Curug kemana ya?” dijawabla sama Bapak itu dengan bahasa Sunda yang aku tak tau artinya. Untung dia menunjuk kelembah yang ada orang disana. “Yang ada orang-orang itu ya Pak?” Tanya ku lagi. Kemudian Bapak itu menganggukkan kepalanya. Memang masih banyak masyarkat Sunda yang tinggal di Pedesaan yang tidak bisa melafalkan Bahasa Indonesia terutama kalangan tua.
Bertanya kepada warga setempat - GPS (Gunakan Penduduk Setempat)
Dok. Pebrianto Ame
Langit Sore Menemani Perjalanan Menuju Curug
Dok. Erwan Aris Syaputra
Hari semakin sore, ku ajak teman-teman untuk bergegas karena takut pulangnya kemalaman.  Ditengah-tengah persawahan kami harus melewati sebuah sungai bebatuan yang saat itu airnya tidak terlalu deras sehingga aman untuk kami lewati, kemudian setelah melewati sawah kami sedikit menanjak dengan kondisi jalan yang cukup licin dan terkdang becek dengan lumpur kemudian menurun melewati sungai mendaki lagi dan terakhir turunan ke Curugnya.

Bernarsis Ria
Dok. Poppy Parisa A.

Mandi
Full Team Curug

Sesampai di Curug mata langsung segar kembali, kondisi curug masih sangat alami, belum ada sesampahan. Kulihat ada 3 orang wanita yang sedang asyik berfoto-foto dan satu orang warga lokal yang sedang memancing. Tak membuang waktu lama, setalah foto-foto aku langsung mengajak teman-temanku untuk mandi, awalnya sempat pada ragu namun pada akhirnya semua mandi. Air yang sangat jernih disore hari itu cukup membuat segar hati dan perasaan juga rasa lelah setelah mendaki Gunung Batu pun hilang seketika. Rasanya ingin berlama-lama kami mandi disana, namun kondisi tidak memungkinkan. Tak satupun dari kami yang membawa senter, sementara mentari mulai mengambil cahayanya.

Diselah-selah menikamti Curug tersebut aku sempat berbincang dengan 3 orang perempuan yang telah lebih dulu disana. Ternyata mereka bertiga dari Cibinong dan Depok, mereka hanya bertiga dan membawa dua motor. Spontan aku bilang ke mereka apa mereka tidak takut “begal” yang lagi marak. Mereka jawab amit-amit, jangan sampai kejadian.

Kami berlima duluan meninggalkan Curug, sementara 3 orang perempuan itu masih betah berlama-lama menikmati Curug ditemani seorang Bapak warga lokal. Aku (Erwan), Poppy, Ningsih dan Dana sempat duluan jalan ternyata Pebri dibelakang kami cukup jauh tertinggal. Dana mengajak untuk menunggu sebentar, namun aku lebih menghawatirkan mereka bertiga ketimbang Pebri yang seorang lelaki. Lantas ku ajak mereka untuk menunggu setelah dipersawahan karena akan lebih terasa aman menunggu disana. Ehh kami baru mau jalan ternyata Pebri  sudah ada dibelakang.

Adzan pun berkumandang kami sudah mau memasuki persawahan, mulai semakin gelap ditambah hujan rintik-rintik. Namun kami memilih untuk berhenti  dan beristirahat selama adzan berkumandang, pada saat kami istirahat selama adzan 3 orang perempuan dan 1 orang bapak-bapak tadi datang. Akhirnya kami pulang menuju desa bersama-sama. Namun bapak tadi pulang duluan, aku tidak tahu apa alasan dia pulang duluan. Ya sudalah.

Selama diperjalan menuju Desa kami membahas akan mengganti pakaian dimana, dan akhirnya Dana, Poppy dan Ningsih akan mengganti pakaian mereka yang basah di Kamar Mandi Masjid yang nantinya akan kami lewati. Sementara kami Aku dan Pebri duluan ke mobil untuk memberi tahu kalau kami sudah pulang agar teman-teman yang menunggu tidak khawatir.

Sesampai diparkiran mesin mobil sudah dinyalakan, ternyata mereka mau menjemput kami dibawah. Aku bilang saja tidak usah. Sekitar 10 menit kemudian Ningsih Dana dan Poppy sampai ditempat parkir, bergegas mereka masuk mobil. Tadinya 3 orang perempuan yang ketemu kami di Curug ini kompoi bersama mobil kami, namun ternyata tidak jadi. Mereka diantar sama bapak-bapak yang tadi menemani mereka.

Sebelum pulang kami, sempat penasaran apa nama Curug yang kami datangi karena kami tidak sempat membaca plang nama Curug tersebut. Namun sampai kami tiba dikediaman masing-masing tidak ada yang tahu nama curug tersebut. Aku baru tahu nama curug tersebut dari teman grup whatsapp. Diapun menyebukannya salah. Dibilang nama curug tersebut Cibenga setelah search digoogle ternyata nama Curugnya Curug Cibengang.
Jalur Menuju Curug - Menyebrang Sungai di Tengah Persawahan
Dok. Pebrianto Ame
Jalur Berlumpur
Dok. Erwan Aris Syaputra
Menyebrangi Sungai dekat Curug
Dok. Erwan Aris Syaputra



Yang ikut Vakansi ke Curug Cibengang, Minggu 8 Maret 2015 yaitu  :
1.     Erwan Aris Syaputra (Aku)
2.     Poppy Parisa S.
3.     Ningsih a.k.a Ningnung
4.     Pebrianto Ame
5.     Dana

Lokasi : Dekat Gunung Batu – Cirau – Jonggol – Bogor – Jawa Barat.
Biaya masuk : Free
Biaya parkir : Free

Jakarta 14 Maret 2015
2:10 AM

7 komentar:

  1. Balasan
    1. Blog si uda lama De, tapi jarang nulis. Hahaha

      Hapus
  2. Wah, curug rahasia lagi nih, belum ada yang ngelola masih serba gratis, thanks refrensinya om

    BalasHapus
    Balasan
    1. oke sama2 boss, iya masih serba free. mayan buat mandi enakkkk segerr haha

      Hapus
    2. oke sama2 boss, iya masih serba free. mayan buat mandi enakkkk segerr haha

      Hapus