Pages

Tayangan Laman

Cari Blog Ini

Followers

chat with me !

Kamis, 18 Juni 2015

SEMU (Bahagia)

Pernah kau merasa sangat bahagia walaupun kau tahu kau akan kehilangannya?
Pernah kau merasa kau mendapatkan apa yang kau cari walaupun itu hanya sesaat?
Tak pernah lelah aku menyapanya.
Tak pernah henti aku mengaguminya.
Tak pernah padam ingin tahu tentangnya.

Aku bersama angin terkurung dibawah kabut nan pekat.
Tersentak oleh langkah kaki yang kian mendekati.
Tak pelak bola mata beradu dan semua menjadi buyar.
Menunduk hal yang paling tepat.

Oh Tuhan, kenapa dia begitu sempurna?

Lakukan.
Lakukan Lagi.
Lakukan Sekali Lagi.
Laukan dan Terus Lakukan.
Lagi, Lagi, dan Lagi.



Berlanjut...

Selasa, 19 Mei 2015

Teman Jalan

Mungkin hampir semua dari kita pernah melakukan sebuah perjalanan.
Menemukan sesuatu yang baru.
Tempat baru.
Suasana baru.
Pengalaman baru.
Ilmu baru.
sampai teman baru.

Nah kali ini aku ingin membahas tentang teman baru dalam perjalanan, yang tentunya dalam versiku.
Dalam perjalanan kita selalu menemukan orang-orang yang menjadi pusat perhatian, semua ingin foto bersamanya, semua ingin dekat-dekat dengan, semua ingin selalu dengannya. Seperti mempunyai aura tersendiri, selesai kegiatan jalan-jalan tetap dihubungi, foto-fotonya diupload, minta nama akun-akun sosmednya dan lainnya. Kayaknya pengen banget berteman sama dia, sampe-sampe kita stalk tentang dia, langsung bilang keorang-orang dia teman ku. Kalo upload foto di sosmed langsung bilang "teman baru" "sahabat baru" "partner" de el el.

Nah ada juga tipe yang biasa saja, sepertinya tipe ini tidak terlalu diinginkan. heheh
Perbuatan dia biasanya sangat mudah untuk dilupakan, dia nolong aja kita pura-pura lupa dan sangat malas untuk membahasnya. Kalau jalan malas untuk barengan pengennya jauh-jauh dari dia, kalo gak suruh dia duluan atau tinggalin aja. hahaha
Kalau mau foto tunggu dia pergi dulu, kalau dia ada pura-pura malas. Sekalipun foto bareng rasanya "Ah menuhin memori aja" dan yang jelas gak bakal diupload.
Selsai acara, dia gak pernah dibahas. Gak bakal ditanya akun sosmednya, gak bakal juga foto bareng sama dia diupload. Boro-boro bahas kebaikan yang dia lakuin rasanya ingin cepat-cepat lupain dia.



BUSUK : Lelaki Tua dan Anak SD

Sore itu hujan deras membasahi semua jalanan, rumah, dan pepohonan. Cukup lama berlangsung, sehingga rasa bosan itu mulai menghampiri. Kudekati jendela yang berembun dan sedikit basah. Mataku melihat sekeliling dan entah kenapa jantungku bergetar kencang. Ya Tuhan sore itu bak sebuah sinetron hujan deras dipenuhi sebuah tragedi.
Aku tetap memangdang dari jendela yang kian dingin, lelaki yang ku kenal ini kian menjadi.
Diarahkannya tangan anak kecil itu kebelakang tepat diselangkangannya, kemudian dicumbunya anak kecil itu. Sesekali anak kecil itu menolak mungkin kemudian dia pasrah atau menikmati aku tak tahu. Jari-jemari lelaki tua itu menembus celana anak kecil yang terjebak hujan diteras rumah tetangganya. Ah.... aku berharap dikala itu ada orang lain yang melihat kejadian itu, bukan cuma aku.
Aku terus memandangi mereka berdua dari kejauhan entah apa yang dia lakukan didalam celana anak kecil itu, yang kulihat sesekali mereka tertawa kemudian diciuminya perempuan kecil itu.
Kejadian itu berlangsung cukup lama, cukup bosen juga aku melihatnya. Tapi aku penasaran dan terus penasaran apa yang akan dilakukan oleh lelaki tua itu.
Berpura-pura menggendong anak kecil itu, padahal busuk melakukan pelecehan seksual. Ah entah aku tidak tahu apa  itu pelecehan atau bukan karena aku tak tahu anak kecil itu menikmati atau tersiksa.
Kejadian sore itu berhenti seksama hujan ikut berhenti, aku melihat istri dari lelaki tua itu pulang dari tempat kerja tambahannya. Lelaki tua itu tersenyum dan pura-pura tidak terjadi apa-apa.

BUSUK


 Busuk merupakan kumpulan cerita yang entah nyata atau hanya imajinasiku saja. Ini bukan cerita tentang aku yang menjadi pemeran utama dan bukan juga tentang aku yang menjadi dalangnya. Ini hanya kumpulan cerita yang aku hanya menjadi penotonnya, sengaja dan tak sengaja semua ada didepan mataku, aku mendengar secara sayup yang terkadang terlalu lantang. Aku melihat dengan samar terkadang terlalu focus, aku berlari namun dia menghampiri, aku bersembunyi namun dia menemukan, entah kenapa harus aku.
Ini tidak menarik, ini mungkin aib. Sudalah jangan dibaca, aku menulis ini karena aku muak menampungnya diotakku.
Jika kau merasa kau ada didalam salah satu ceritaku, ah lupakan mungkin kau terlalu berperasaan, atau mungkin memang benar itu kau.
Oh iya, maaf jika ceritaku menyimpan hal-hal aneh. Berbau kekerasan, porno, bully, sara, dan lainnya.

Selasa, 28 April 2015

Camping di Gunung : Please Begadang

Aku hanya seorang lelaki aneh (freak) yang mulai menyukai mendaki gunung pada akhir-akhir ini. Sekedar suka yang tak pernah dipraktikan---awalnya. Foto-foto menakjubkan dan cerita akan perjuangan mereka dalam mendaki memberika suatu pelajaran yang seharunya bisa kita terapkan dalam kehidupan, yah bagaimana proses kita dalam mendaki dari awal sampai akhirnya kita mencapai puncak dan kembali kebawah dengan suka cita.
Mendaki gunung identik dengan camping iya camping tidur didalam hutan dengan tenda. Ahhhh indah bukan.
Tapi tak semua itu indah terlebih untuk seorang freak yang takut akan gelap.

Gunung Cikuray
Rasanya bahagia bisa mendaki gunung setelah sekian lama terpendam dan akhirnya terlepaskan. Tapi ini bukan cerita catatan perjalanan, ini hanya bagian kecil dari itu.
Ringkas cerita setelah semua selesai pada saatnya kami harus tidur untuk beristirahat, memulihkan energi yang terkuras setelah pendakian panjang.
Ini kali pertama aku camp digunung gumamku dalam hati, tak lama kemudian mataku terpejam lelap. Mungkin karena capek ngantuk dan dingin membuat aku begitu cepat untuk terlelap.
Zzzzz zzzzz zzzzz suara seorang teman mendengkur. Damn!
Aku terbangun sementara yang lain masih dalam buaian bunga tidur.
Beberapa jam ku habiskan dengan duduk-duduk dan gelisah hingga lelah dan lelap lagi.
Ku anggap kejadian ini hanya biasa. Aku terbangun karena temanku mendengkur walaupun aku terbangun sampai 1-2 jam.


Gunung Papandayan
Bukan main dinginnya Gunung Papandayan, sialnya teman-teman tidur diawal karena saking dinginnya.
Oh Tuhan baru jam 10 aku terbangung langsung membuka tenda dan ketakutan. Ahhhhh freak! Aku mengelilingi tenda-tenda dengan senter ditangan. "Please siang! Please!!!"
Ahhhh tiba-tiba berasa sesak. Gelap. Tak ada apapun. Tanganku merabah-rabah. Bingung kenapa senter disampingku tiba-tiba off.
Berasa lebih ketakutan di pertengahan malam. Aku keluar lagi dan duduk di api anggun yang tinggal baranya saja.
Tuhan. Aku ingin tidur. Aku butuh tidur. :(

Ssssttt rasanya dingin sekali. Pipiku menyentuh bagian samping tenda. Tuhan kenapa lagi-lagi aku bangun. Aku keluar dan ingin teriak. Arghhhhh tak adakah dari mereka yang sama seperti ku? 










Selasa, 24 Maret 2015

Benteng Van Der Wijck : Fungsi Sesuai Zaman


 
Pintu Masuk ke Benteng Van Der Wijck
Dok. Agung
Tak lama setelah sarapan pagi, aku langsung diajak Mas Agung pergi. Entah mau kemana aku hanya ikut saja, tak sampai 15 menit diatas motor kami sudah sampai disebuah area yang terdapat bangunan tua. Setelah memarkir motor kami langsung menuju bangunan tua tersebut dan tepat dipintu masuk  tertuliskan  “Benteng Van Der Wijck Gombong”. Dari namanya saja aku langsung menerkah bahwa bangunan ini merupakan bangunan semasa penjajahan kolonial Belanda.

Cari-cari informasi ternyata Benteng Van Der Wijck ini dulunya merupakan benteng pertahanan Hindia-Belanda yang dibangun pada abad ke 18. Bangunannya dominan warna merah dan berbentuk oktagonal atau segidelapan, dengan luas 7.168 meter persegi, tinggi benteng mencapai 10 meter dan terdiri dari dua lantai.

Nama benteng yang terletak tidak jauh dari jalan raya Kebumen-Yogya ini diambil dari Van Der Wijck yang diduga sebagai nama seorang komandan pada saat itu, juga sering dihubungkan dengan nama Frans David Cochius (177-1876) seorang jendral yang pernah bertugas di daerah barat Bagelan yang namanya diabadikan menjadi nama Benteng Generaal Cochius. 
Kini Benteng Van Der Wijck menjadi Sekolah Calon Tamtama dan barak militer TNI AD.

Dok. Agung

Cukup puas menikmati dan mengagumi keindahan benteng dari tengah lapangan aku dan Mas Agung masuk bagian dalam, bangunan  tua ditambah cat yang sudah mulai bosan menempel pada tembok membuat kesan mistis dari benteng ini.
Gambar-gambar yang ada di dinding seolah menceritakan akan fungsi dari Benteng ini dahulunya.

Bagian Atas Benteng
Dok. Agung

Menimkati sesuatu hal dari ketinggian memang menyenangkan, karena penasaran dan ada jalan untuk menuju bagian paling atas aku dan Mas Agung pun kebagian paling atas, bukan main memang kita bisa melihat kekokohan Benteng Van Der Wicjk dari puncaknya, dari sisi lain aku melihat ada kereta kecil. Melihat aku yang nampak penasaran Mas Agung menceritakan bahwa itu adalah kereta kecil yang memang digunakan untuk mengajak pengunjung berkeliling Benteng dari atas sekaligus melihat pemdangan dari sekitar Benteng.

Memang pemandangan disekitar tidak begitu bagus, tapi pasti akan merasakan sensasi bedah pada saat kita menaiki sebuah kereta kecil yang berada dibagian paling atas dari sebuah Benteng tua. Namun sayang karena aku melihat yang naik kebanyak anak kecil bersama orang tuanya aku sedikit malu dan memutuskan untuk tidak mencoba menaiki kereta kecil itu, yang pada akhirnya menyesal. Untuk menaiki kereta kecil ini kita cukup membayar Rp. 5.000,- saja.

Sebenarnya tak hanya kereta kecil dari atas benteng saja,  disini juga sudah ada beberapa wahana permainan untuk anak-anak seperti mobil-mobilan, kincir putar, perahu angsa juga beberapa patung yang biasa digunakan pengunjung untuk berfoto. Jika kita malas berjalan kaki dari pintu gerbang menuju benteng kisa bisa menggunakan kereta kecil.

Sama dengan tempat wisata lainnya disini juga sudah tersedia tempat makan, jadi jangan takut untuk kelaparan dan kehausan.

Setelah puas berwisata sejarah di Benteng Van Der Wijck dan sekitarnya aku dan Mas Agung melanjutkan ke objek wisata selanjutnya yang masih ada di Kebumen.

Jadi buat kalian yang mau ke Yogya atau memang mau ke Kebumen dan sekitarnya sempatkan sedikit waktu kalian untuk berkunjung ke Benteng Van Der Wijck, dan tenang saja kita bisa ajak ponakan kita yang masih bayi sampe kakek nenenk kita karena wisata sejarah untuk semua umur ditambah disini sudah ada wahana untuk anak-anak jadi bisa menjadi alternatif buat liburan keluarga. Selipkan rasa cinta akan sejarah kepada penerus bangsa dengan mengunjungi tempat-tempat bersejarah. Kalau enggak ada pengunjung ya bisa saja nantinya Benteng Van Der Wijck ini hanya tinggal nama.

Jadi tetaplah bervakansi kapanpun dan dimanapun, karena kita akan menemukan apa yang seharusnya kita temui.

Vakansi Desember 2012

Selasa, 17 Maret 2015

Bukit Kasih Kanonang : Simbol Kerukunan Umat Beragama

Bukit Kasih

Seusai berbincang-bincang dengan Bapak Benny Mamoto di Institut Seni Budaya Sulawesi Utara kami bersegera melanjutkan perjalanan ke Bukit Kasih, kebetulan mobil pick up punya Hukum Tua Pinabetengan Selatan yang akan membawa kami sudah datanng. Sekalian berpamitan dengan Bapak Benny Mamoto karena sesuai jadwal besok harinya kami akan melanjutkan perjalanan ke Desa selanjutnya.
Salib yang ada di Bukit Kasih dari kejauhan
Dok. Erwan Aris Syaputra 
Makam A. J. Sondakh
Dok. Erwan Aris Syaputra 
Dari Desa Pinabetengan Raya (Sebutan untuk Desa Pinabetengan, Pinabetengan Utara, dan Pinabetengan Selatan) ke Bukit Kasih kurang lebih 15 menit, dengan jalan yang lumayan kecil dan berliku. Namun sepanjang perjalanan menuju Bukit Kasih kita tidak akan merasa bosan karena kita disuguhkan dengan pemandangan alam nan hijau yang menyegarkan mata. Baru sebentar rasanya kami bersenda gurau diatas mobil pick up Bukit Kasih sudah didepan mata. Namun sebelumnya kita akan melihat sebuah makam dengan bangunan putih tempat pusara Gubernur Sulawesi Utara yang ke-11 Bapak Adolf Jouke Sondakh atau yang lebih dikenal dengan nama Drs. A.J. Sondakh yang meninggal pada 8 Maret 2007 pada usia 67 tahun yang merupakan salah satu penggagas dibuatnya objek wisata Bukit Kasih.

Baru turun dari pick up kami langsung disodori tawaran foto langsung jadi oleh penjaja foto yang ada di sana, sontak Ratna langsung memoto Bapak penjaja foto itu dengan mengatakan “Ayo Pak, kita saling foto”ada-ada saja tingkah Ratna membuat yang mebuat kami tertawa. Sempat kutanyakan biaya semisal kita ingin menggunakan jasa penjaja foto tesebut ternyata untuk sekali potret dan langsung dicetak pengunjung dikenakan biaya Rp. 10.000,- 

Selain itu biasanya kita akan dibuntuti oleh ibu-ibu yang menjual souvenir yang kebanyakan berupa kalung dan cincin.

Biaya masuk ke Bukit Kasih sebesar Rp. 3.000,- karena kami kesini tidak hanya sekedar berwisata namun juga sekalian penelitian dan kami ditemani oleh salah satu pegawai Dinas Pariwisata Minahasa maka kami masuk secara gratis. 
Tugu Bukit Kasih
Dok, Sandy Suseno
Di Bukit Kasih ini terdapat sebuah tugu dengan ketinggian kisaran 20 meter yang mempunyai lima sisi dan di bagian puncak terdapat patung bola dunia yang dihinggapi merpati sebagai simbol perdamaian. Setiap sisi mempunyai pesan bijak yang diambil dari kitab suci lima agama yakni Islam, Protestan, Katolik, Hindu, dan Buddha. Tugu ini menjadi icon dan tempat wajib untuk foto jika ke Bukit Kasih.

Tulisan di dinding tugu Bukit Kasih itu berbunyi 

1.“KASIHILAH TUHAN ALLAHMU
DENGAN SEGENAP : 
HATI, JIWA DAN AKAL BUDIMU
DAN KASIHILAH SESAMAMU MANUSIA
SEPERTI DIDIRIMU SENDIRI
(MATIUS 22:37-39)”

2. “Dan Tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebaikan dan takwa, dan jangan tolong menolong
dalam berbuat dosa dan permusuhan”
(Al-Maidah:2)

“Tidaklah Aku mengutusmu (Muhammad) kecuali untuk
menjadi Rahmat bagi seluruh alam”
(Al-Hadist)

3.“Ia yang tidak menyebabkan peneritaan
bahkan mengusahakan keselamatan
bagi semua mahkluk, ia mendapat
kebahagian tanpa akhir”
(Weda Smrti:V:46)

4. “Dari Salib Yesus Besabda :
“Inilah Ibumu .. !”
“This is Your Mother ..!
(Yoh. 19:29)

Tinggallah Dalam Kasih Ku
Remain in My Love
(Yoh. 15:9)”

5. NAMO TASSA BHAGAVATO ARAHATO SAMMASAM BUDHASSA
(Terpuji Sang Bhagava Yang Maha Suci Yang telah mencapai Penerangan Sempurna)
Tidak melakukan segala bentuk kejahatan;
Senantiasa mengembangkan kebajikan;
Dan mebersihkan pikiran; Inilah Ajaran Para Buddha
(Dhammapada XIV 183)

Toar dan Lumimu'ut
Dok. Erwan Aris Syaputra
Suasana Bukit Kasih di Sore Hari
Dok. Erwan Aris Syaputra
Sebelum kita naik ke puncak Bukit Kasih maka kita akan melihat anak tangga menuju puncak yang berliku dan kita juga akan melihat dua patung wajah yang dipahat disisi bukit tersebut. Yang dipercayai sebagai leluhur orang Minahasa yaitu Toar dan Lumimu’ut. 

Tugu Bukit Kasih dari Puncak Kedua
Dok. Erwan Aris Syaputra 
Bukit Kasih ini berlokasi di Desa Kanonang, Kecamatan Kawangkoan, Kabupaten Minahasa dan berjarak kurang lebih 55 km dari pusat Kota Manado. Bukit Kasih dibangun pada tahun 2002 sebagai pusat spiritual dimana semua pemeluk agama di Indonesia bisa berkumpul dan bemeditasi, dengan lokasi berada dikawasan bukit tropis yang lebat dan berkabut.

Tempat Ibadah
Dok. Sri Ratnawati 
Tempat Ibadah
Dok. Sri Ratnawati
Tempat Ibadah
Dok. Sandy Suseno
Tempat Ibadah
Dok. Sandy Suseno 
Tempat Ibadah
Dok. Sandy Suseno 
Disebut Bukit Kasih karena orang-orang dari agama yang berbeda dapat berkumpul dan berdampingan dalam beribadah sebagai simbol keharmonisan beragama. Di Bukit Kasih terdapat lima rumah ibadah yakni, gereja Katolik, gereja Kristen Protestan, kuil, mesjid dan candi Hindu yang dibangun di puncak kedua. Pada puncak pertama terdapat sebuah salib putih dengan ketinggian 53 meter yang bisa kita lihat dari Boulevard Manado.
Naris
Dok. Sri Ratnawati 
Setelah foto-foto di depan tugu kami bersegera ke puncak, namun karena kami ke Bukit Kasih sudah sore tadinya Whitney sempat tidak mau naik ke puncak karena alasan dia sudah capek keliling Desa Pinabetengan Raya dan dia juga sudah pernah kesana, maklum Whitney ini kawanua. Namun setelah dibujuk-bujuk akhirnya Whitney mau ke puncak, karena kasian melihatnya kecapean akhirnya tas gendong Whitney kubawa.
Menaiki Anak Tangga
Dok. Burhansya
Sepanjang kita menaiki anak tangga untuk menuju puncak maka kita akan melihat jalan salib yang biasa dijadikan tempat untuk beristirahat karena mempunyai bagian yang cukup luas sehingga tidak mengganggu orang yang akan lewat, sempat beberapa kali istirahat akhirnya kami sampai juga ke puncak kedua tempat ibadah semua agama di Indonesia. Bangunan-bangunan tempat ibadah disini memang tidak besar mungkin hanya sebagai simbol saja, tetapi kata salah seorang petugas kebersihan walaupun kecil tempat ibadah ini sering digunakan pengunjung untuk beribadah.
View dari Puncak Kedua
Dok. Erwan Aris Syaputra 
Senja dari Puncak Kedua
Dok. Erwan Aris Syaputra
Lelah selama menaiki anak tangga yang cukup lumayan banyak terbayarkan dengan suguhan alam disore hari, langit jingga menyapa ditemani keindahan pelangi yang seolah memberikan pelajaran kepada kami bahwa kita berwarna kita berbeda namun karena perbedaan itulah kita indah dibuatnya.
Menikamti Suguhan Alam
Dok. Burhansya 
Narsis-Erwan
Dok. Burhansya 
Duduk-duduk santai menikmati alam, sembari berfoto-foto sesekali bau khas tercium. Memang bukit kasih ini tidak hanya tentang toleransi umat beragama, karena lokasinya yang berada di kaki Gunung Soputan yang merupakan gunung berapi aktif maka kita bisa menemukan sumber mata air panas alami yang biasa digunakan pengunjung untuk merendam kaki setelah turun dari puncak, juga di kolam air panas ini kita bisa memasak telur ataupun jagung rebus yang terlebih dahulu telah dibungkus plastik dengan mudah karena suhu air yang sangat panas.
Anak Tangga
Dok. Sandy Suseno 
Narsis
Dok. Sri Ratnawati 
Karena hari semakin gelap akhirnya kami memutuskan untuk turun dan tidak melanjutkan ke puncak pertama. Kami turun melalui anak tangga sebelah kiri (posisi baru masuk ke Bukit Kasih).
Narsis
Dok. Sri Ratnawati 
Pick Up
Dok. Tim Sosbud 
Sesampai dibawah kami beristirahat sejenak sembari menunggu Bapak Hukum Tua datang dengan mobil pick up nya.

Vakansi ke Bukit Kasih ini bersama tim Sosial Budaya Subkorwil II Minahasa (Ekspedisi NKRI Koridor Sulawesi 2013) namun tidak full tim, karena Pak Lilik pulang kerumahnya. Sedangkan Bang Arasj, Bang Lofti dan Afif ke Kotis untuk menyerahkan laporan mingguan, sedangkan Oom Jemmy tinggal di rumah Hukum Tua Pinabetengan.

Jadi peserta vakansi ke Bukit Kasih Sabtu, 30 Maret 2013 yaitu
1. Erwan Aris Syaputra (Aku)
2. Burhansya
3. Partispasi Dachi
4. Sigit Sugianto
5. Sandy Suseno
6. Jhonly Muaya
7. Sri Ratnawati
8. Dian Ayu Aryani
9. Bina Putri Ayu Kumalasari
10. Anzir Nafidah
11. Whitney Welhelmina Manueke
12. Hukum Tua Pinabetengan Selatan

Jakarta 17 Maret 2015





Minggu, 15 Maret 2015

Ibadah HUT ke-58 (2013) Bapak Pdt. Markus Tumbelaka, M.Th Di “Gereja Pantekosta di Indonesia” Desa Passo

Kikeka
Erwan-Dachi-Ibu Stery-Pdt. Markus - Whitney-Dian-Sandy


Sore itu sepulang dari melaksanakan tugas rutin mencari data keliling desa Passo, bertemu dengan satu narasumber ke narasumber lainnya. Ibu  hukum tua (kepala desa –read) menyampaikan ke kami bahwa ada undangan acara ibadah ulang tahun pendeta disalah satu gereja. Maka diputuskanlah beberapa dari kami sebagai perwakilan untuk menghadiri undangan tersebut.
Acara ibadah ulang tahun itu dilaksanakan sekitar pukul 18:30 WITA, maka Aku (Erwan), Dian, Sandy, Whitney dan Dachi yang akan menghadiri undangan tersebut bersama Ibu Stery Aseng sebagai Hukum Tua Desa Passo. Ini menjadi pengalaman pertama untuk ku, Dian dan Sandy yang menganut agama Islam sebagai keyakinan  menghadiri acara ibadah ulang tahun yang dilaksanakan di sebuah gereja, berbedah dengan Dachi, Whitney dan Ibu Hukum Tua yang memang penganut Kristen meskipun berbedah gereja.
Setelah sampai di Gereja GPdI kami berenam diarahkan untuk duduk dikursi bagian depan, beberapa kursi telah ditempati oleh tamu undangan dan dibagian luar ramai orang-orang yang mempersiapkan makan.
Susunan acarapun dibacakan oleh pembawa acara, beberapa sambutan, sekilas profil pendeta, dan puji-pujian, do’a dan tentu saja acara tiup lilin, dibagian akhir para undangan dipersilahkan untuk menyumbangan lagu, dan  sebelum pulang kami dijamu makan.
Karena beberapa dari kami  muslim maka jamuan untuk kami mereka bedahkan, jamuan untuk kami disamakan dengan jemaat advent yang sama-sama tidak memakan makanan tertentu.
Makanan yang disajikan ada ikan cakalang, ayam rica-rica, mie soun, es buah nasi jagung dan lainnya.

Ada beberapa hal yang menarik perhatianku saat acara ibadah ulang tahun, diantaranya yaitu Pendeta memberikan do’a kepada jemaat GPdI yang ulang tahunnya sama atau beda beberapa hari dengan Pendeta, kemudian ada tari-tarian yang dibawakan remaja gereja. Acara ulang tahun yang penuh suka cita.
Disini aku belajar akan artinya saling menghargai dan saling menghormati, mereka menyambut kami dengan baik sekali tidak peduli keyakinan kami berbedah yang ada hanya kita sama-sama makhluk ciptaan Tuhan.
Terimah kasih Bapak Pendeta Markus Tumbelaka, M.Th  dan Jemaat Gereja GPdI Passo yang sudah menjamu kami dengan baik.

Foto :
Tari-tarian oleh Remaha GPdI
Dok. Erwan Aris Syaputra

Tiup Lilin
Dok. Erwan Aris Syaputra

Dok. Erwan Aris Syaputra

Dok. Erwan Aris Syaputra

Dok. Erwan Aris Syaputra

Dok. Erwan Aris Syaputra

Sambutan Ibu Hukum Tua Passo - Stery Aseng
Dok. Erwan Aris Syaputra


Sabtu, 14 Maret 2015

Gunung Batu : Surga Kecil di Jonggol

Puncak Gunung Batu



Belum 3 jam mataku beristirahat tiba-tiba tablet ku berdering “Hallo, iya Lid ada apa?” aku langsung to the point pada saat menerima panggilan telpon dari Lidia “Uda bangun Lu? Buru gih gw uda bilang ke Abangnya jam 7 uda di UKI” jawab Lidia yang secara tidak langsung nyuruh aku duluan datang. Benar saja belum lama kemudian Si Abang sopir sms “Dah siap apa belum, Ni Bang Saleh” kemudian aku balas “Belum Bang, gw mandi dulu ya. Santai aja Bang!”

Bang Saleh ini sopir angkot 22 trayek Pondok Gede – Walikota yang kebetulan bossnya itu tetangga kost ku, Mba Yuli. Karena malas cari-cari mobil lain, maka aku putuskan untuk carter mobil Mba Yuli yang kebetulan salah satunya ada mobil Carry Super Man. Bang Saleh ini baru di Jakarta jadi dia tidak tahu kalau meeting point kami di depan Kampus UKI itu sangat dekat dengan kost ku yang berada di Pangkalan Jati – Cipinang Melayu.

Yang awalnya aku disuruh jam 7 sudah sampai di meeting point alhasil baru berangkat dari kost. Tanya-tanya ke teman vakansi ternyata Yuti sudah sampai meeting point. Ada-ada saja kejadian di pagi itu, si Abangnya nanya ke aku yang lagi sibuk chatting sama peserta vakansi “Bang, ini kiri apa ke kanan?” telat jawab karena sibuk chatting akhirnya kami kena tilang. Raut muka Bang Saleh yang ternyata orang Palembang itu langsung berubah kusut, beberapa kata-kata kurang sedap digumamnya. Tapi aku cuek saja. Ahahahhaha

Halte UKI sebagai meeting point.

Super Man (sebutan untuk mobil)berhenti disamping tangga Halte Trans Jakarta UKI. Langsung ku whatsapp Yuti yang telah terlebih dahulu sampai, sempai mencari-cari ternyata dia duduk di halte angkot uki. Karena memang awalnya sudah saling mengenal jadi sudah tidak canggung lagi dengan Yuti. Obrolan-obrolan ringan kami lontarkan, tidak lama kemudian Pebrianto pu datang, nah kalau Pebrianto ini kali pertama aku trip bareng dia. Selang beberapa menit Lidia dan Maria pun juga tiba, kalau Lidia dan Maria sudah ku kenal sejak 2013 terutama Lidia salah teman gila ku, Rose pun menyusul Lidia dan Maria. Sama seperti Yuti aku pernah satu kali trip bareng dengan Rose.

Sembari menunggu Bang Saleh yang ada didalam mobil sms yang isinya dia takut parkir disana, ahahah aku bilang saja aman karena beberapa kali trip selalu parkir disana.
Miss Telat sebutkan ku untuk Poppy karena hamper setiap kali trip dia selalu datang terakhir dan telat, Poppy kali ini mengajak temannya. Disini aku dikerjai sama Poppy dan temannya. Poppy bbm ke aku kalau temannya sudah sampai di UKI disertakan foto tempatnya berada. View yang dia ambil sama persis dengan tempat aku dan teman-teman. Aku Tanya ke Poppy cirri-ciri temannya. Dibilangnya la temannya itu memakai kacamata. Dipojok kana ada cewek memakai kacamata hitam sontakla aku melambaikan tangan kearahnya. Tapi apesss cewek itu cuek dan purah-purah gak liat.

Kutanyakan lagi ciri-cirinya sembari menanyakan posisi Poppy sekarang dimana, malah Poppy slengekan. Dijawabnya “dihatimu” “masih dirumah” dan lain-lain yang bikin emosi. Hahahah Selain itu Poppy juga bilang kalau temannya memakai baju lengan loreng macan dan pakai kacamata pink.
Ku cari sampai kudekati cewek yang ada disekitaran sana, kulihat satu-satu gak ada yang sama dengan ciri-ciri itu. Semuanya tertawa melihat tingkah ku. Barulah kami mengira kalau teman Poppy itu sudah ibu-ibu karena ada ibu-ibu yang menelpon dengan mengatakan posisinya, tapi kesimpulan itu salah karena ibu-ibu naik bus.

Tidak lama kemudian Danna teman Yuti datang, sama seperti Pebri ini juga kali pertama aku trip bareng Danna. Beberapa kali aku bbm Poppy tapi Cuma dibaca doing, selalu kutanyakan posisinya dan mengatakan kalau tinggal menunggu dia dan temannya tapi tetap saja cuma dibaca.
Tak lama kemudian barulah dia muncul dengan senyum sumringah, sialan memang anak satu ini selalu seperti tanpa dosa. Setelah Poppy menghampiri kami, cewek yang tadi kusapa dengan lambaian tangan mendekati kami. Sialan ternyata benar dia teman Poppy habis kali ini aku kena karma karena sering menjahili orang.

Setelah semuanya lengkap kami langsung menuju Super Man. Posisi duduk kami Bang Saleh (sopir) dan Danna dikepala. Lidia, Maria, Yuti dan Rose ditengah, sedangkan Aku (Erwan) dan Pebri duduk dibelakang bagian kiri kemudian Poppy dan Ningsih duduk dibelakang bagian kanan. Oh iya ini juga kali pertama aku trip bareng Ningsih.
Super Man laju dengan santai memasuki tol yang kemudian pada saat keluar tol Cibubur kena macet. Diantara kami bersepuluh tidak ada yang tahu persis jalan menuju Gunung Batu tapi semuanya kami serahkan ke Yuti sebagai penanggung jawab jalan. Hahaha

Berbeda dengan trip Gunung Padang, Rose kali ini kurang bersemangat karena pagi-pagi sudah bernasib sama seperti Bang Saleh hahahahah kena tilang. Denda Rp. 100.000,- malas dia membahasnya.
Mencoba Menggnti Ban Super Man di Pom Bensin Cileungsi
Dok. Rosita
Bang Saleh Mengambil Ban Cadangan
Dok. Erwan Aris Syaputra

Saat mau isi bensin di Cileungsi, Bang Saleh bilang kalau ban Super Man bocor. Alhasil lagi-lagi kami kena "sial" kesialan itu ditambah dengan cuaca yang tadinya mendung sekarang menajdi hujan. Raut muka Bang Saleh semakin sepet. hahahah mencari-cari bengkel mobil disamping pom bensin ternyata gak ada maka aku sama Bang Saleh mencari bengkel ditempat lain, gak terlalu jauh dari pom bensin kami menemukan bengkel. Jadilah aku tukang ojek payung, memegang dua payung sekaligus. Satu untuk aku sendiri satunya lagi agar Bang Saleh tidak kebahasan. Tidak terlalu lama Bang Saleh mengganti ban, diselah-selah mengganti ban Bang Saleh bilang mungkin diantara kami ada yang tidak mandi karena berasa sangat apes pagi itu. hahaha

Ganti ban selsai balik ke pom bensin menjemput teman-teman, Super Man melanjutkan perjalanan ke Gunung Batu ditemani hujan.

Beberapa kali bertanya ke warga setempat dan via telpon dengan teman yang pernah kesana akhirnya kami sampai ke lokasi Gunung Batu.

Sempat down juga karena pas tiba dilokasi hujan belum juga berhenti, ditambah Gunung Batu ditutupi kabut tebal. Arghhhh rasanya sedih. Namun karena sudah siang maka aku ajak teman-teman untuk makan siang terlebih dahulu sembari menunggu hujan berhenti. Danna, Yuti, Rose dan Pebri membeli mie ayam. Aku membeli mie dan nasi ditambah gorengan, Lidia membeli nasi gorengan ditambah lauk dari Maria, Maria memakan bekal yang dia bawa. Sedangkan Poppy makan Bakso, Ningsih sama seperti Maria makan bekal yang uda dia siapkan.

Narsis Sebelum Mendaki
Dok. Lidia Widiasworo

Selsai makan kami siap-siap mendaki, pada saat siap-siap berdo'a tiba-tiba kabut sedikit berkurang sehingga Gunung Batu kelihatan. Beuhhhh rasanya senang sekali, seolah-olah kami diberi isyarat bahwa cuaca akan aman-aman saja mari daki la aku. hahahah

Track Awal Yang Masih Landai
Dok. Erwan Aris Syaputra

Awal track sama seperti pada umumnya semua masih landai, pertama kita akan menemukan satu warung yang menjual makanan ringan dan minuman, disini kita juga bisa numpang buang air kecil.

Warung Terakhir di Gunung Batu Sebelum Puncak
Dok. Erwan Aris Syaputra

Kupu-Kupu
Dok. Erwan Aris Syaputra





Saat memasuki track mendaki/curam maka kita akan menemukan warung kedua yang juga menjadi warung terakhir. Pas diwarung ini kami menemukan kupu-kupu kuning yang sangat segar seperti lemon kata Poppy.

Dok. Erwan Aris Syaputra

Dok. Erwan Aris Syaputra

Dok. Erwan Aris Syaputra


Hujan yang membasahi Gunung Batu membuat track yang kami lalui menjadi sangat licin, pendakian ditambah sulit karena Gunung Batu yang minim pohon bisa dikatakan hampir tidak ada pohon kiri kanan jalan cuma ada semak-semak. Tidak terlalu jauh dari warung tadi maka kita akan menumakn pohon yang dibawahnya ada tempat duduk, yang disekitarannya banyak ilalang berwarna hijau bak karpet. sungguh indah, dari sini kita juga bisa melihat ada pohon besar yang hanya ada satu bak sebuah lukisan, ditambah dengan tanaman-tanaman yang sedang berbunga. Ahhh rasanya ingin memperagakan "bunga-bunga"nya Syahrini. hahaha

Nyeker
Dok. Poppy Parisa

Dok. Erwan Aris Syaputra
Pohon Yang Hangus Terbakar Karena Petir
Dok. Erwan Aris Syaputra

Pendakian kami lanjutkan, aku yang awalnya menggunakan sendal jepit akhirnya nyeker karena kondisi track yang semakin licin dan sendal semakin dipenuhi lumpur. Tidak lama kemudian kita akan menemukan lokasi yang biasa digunakan pendaki untuk berkemah, sebenarnya kalau aku pribadi tidak merekomendasikan untuk berkemah di Gunung Batu terutama pada saat musim hujan karena sangat jarang pepohonan seperti yang aku bilang tadi. Jadi amit-amit cabang bayi semisal ada petir maka bisa kemungkinan petir akan menyambar tenda kita.

Antri
Dok. Erwan Aris Syaputra
Antri
Dok. Poppy Parisa

Narsis - Erwan
Dok. Ningsih
Narsis - Bang Saleh
Dok. Erwan Aris Syaputra
Narsis - Erwan
Dok. Yuti Marlianti
Narsis - Lidia
Dok. Erwan Aris Syaputra

Semakin tinggi kita mendaki maka akan semakin indah dan semakin banyak pemadangan yang akan kita nikmati. Jalur pendakian yang hanya satu (One Way) dan kedatangan kami pada saat weekend dan memang Gunung Batu lagi booming dikalangan traveller maka mengharuskan kami untuk mengantri untuk sampai ke puncak. Karena yang menuju puncak sangat ramai dan yang akan turun dari puncakpun sangat ramai. Tapi tentunya hal ini bisa kita manfaatkan untuk menikmati keindahan alam baik menyimpannya didalam ingatan ataupun didalam seni menangkap cahaya.

Ningsih Memberanikandiri Mendaki Sampai Puncak
Dok. Erwan Aris Syaputra
Wefie
Dok. Poppy Parisa
Narsis- Danna- Salam Untuk Jombloh
Narsis - Erwan
Dok. Poppy Parisa

Narsis - Poppy
Dok. Erwan Aris Syaputra
Narsis - Ningsih
Dok. Erwan Aris Syaputra
Wefie
Dok. Poppy Parisa
Full Team

Setelah antrian panjang yang kami lalui kurang lebih dua jam yang seharusnya bisa ditempuh hanya dalam 30 menit. Akhirnya kami tiba juga di Puncak Gunung Batu. YEEEE PUNCAKKKKKK. Hahaha Rasanya terbayar sudah kesialan-kesialan tadi. Walaupun aku sebenarnya tidak begitu puas,bukan karena pemandangannya tiak bagus atau gunungnya bersampah. Tetapi pas sampai puncak masih banyak orang. hahah jadi gak bisa narsis maksimal.
Baru beberapa menit di Puncak beberapa dari kami mulai makin narsis (wajar) tiba-tiba hujan turun lagi. Hadehhhh lagi-lagi hujan lagi. Tapi aku melihat keatas langit gak terlalu gelap awanpun biasa-biasa saja yang kataku si gak bakal hujan lebat atau badai.

View Parkiran Dari Puncak Gunung Batu
Dok. Erwan Aris Syaputra
Dok. Erwan Aris Syaputra
Dok. Erwan Aris Syaputra
Dok. Erwan Aris Syaputra

Beberapa dari kami mengajak langsung turun, karena orang-orang pada turun. Tapi aku menahan mereka, ku bilang saja hujan hanya sebentar hahahah ternyata benar hujan hanya numpang lewat. Tiba-tiba langit cerah kembali, keberuntungan bersama kami. Cuaca cerah dan puncak menjadi sepi. Jadilah kami bisa bernarsis ria, termasuk Ningsih yang sudah kedinginan dan awalnya takut untuk mendaki sampai puncak, maklum saja ini kali pertama mendaki gunung. Orang pada umumnya makin narsis di puncak tapi berbedah dengan Ningsih dia hanya berfoto sesekali saja, sepertinya dia masih phobia dengan ketinggian. Setelah puas foto-foto dan sudah ada beberapa pendaki yang sampai puncak lagi maka kami memutuskan untuk turun karena hari sudah sore dan kami ingin melanjutkan vakansi ke Curug Cipamingkis.

Jaga Jarak dan Saling Menjaga
Dok. Poppy Parisa

Menurun memang lebih cepat dibandingkan dengan mendaki, tetapi pada saat kita akan turun harus hati-hati dan topangan kaki kita harus kuat, salah-salah bisa nyungsep. Apalagi di Gunung Batu ini banyak bebatuan (sesuai dengan namanya) bahkan ada beberapa pendaki yang ketimpuk batu kakinya, untung yang ketimpuk cowok jadi dia pura-pura gak sakit hahaha. Pada saat turun ini juga kami terkadang kita harus sabar karena harus jaga jarak aman dengan teman tetapi harus tetap saling jaga, disini rasa kebersamaan semakin terikat.

Koreografer dan Alam
Dok. Erwan Aris Syaputra

Rose, Pebri dan Bang Saleh memutuskan untuk duluan ke parkiran sementara kami yang lainnya ada dibelakang. Si Ningsih yang tadinya pucat pas sekarang sudah segar kembali malah dia bernarsis-narsis ria sama Poppy, sementara Maria dan Lidia ada dibagian paling belakang. Maria dan Lidia sudah lumayan sering mendaki, apalagi Lidia yang anggota Mapala UI jadi aku tidak terlalu mengkhawatirkan mereka berdua, sementara Ningsih dijaga sama Poppy yang sudah beberapa kali mendaki, dan aku sama Danna menjaga Yuti. Beberapa kali kami masih menyempatkan diri bernarsis ria. Karena cuacanya memang lagi bagus.

Sebelumnya kami juga sempat bertemu dengan salah seorang teman yang awalnya ingin bergabung dari awal tapi akhirnya dia pergi sendirian menyusul kami dengan motornya. Cuma tegur sapa hai dan jabat tangan sebentar kami langsung melanjutkan perjalanan masing, pas dirumah baru sadar wah tadi gak sempat foto sama Evan jadi berasa hoax bertemu dengan dia di Gunung Batu.

Dok. Maria Anastasia

Kami bertujuh beristirahat dijalan yang sudah landai, sambil menghabiskan buah rambutan yang belum habis kami makan saat di puncak tadi, tidak terlalu lama kami beristirahat kami melanjutkan perjalanan. Kaki yang kotor dan tangan yang juga kotor membuat Poppy dan Ningsih mencuci tangan dan kaki mereka disebuah mata air disamping jalan.

Wefie
Dok. Pebrianto Ame
Aku dan Senja
Dok. Yuti 
Aku dan Gunung Batu
Dok. Maria Anastasia
Berembuk
Dok. Maria Anastasia

Sesampai di parkiran kami lagi-lagi foto karena tadinya Gunung Batu pas kami ingin mendaki masih tertutup kabut tetapi sekarang terlihat jelas dengan gagahnya. Beuhh benar-benar gak nyangka tadi kami mendaki Gunung securam dan seekstrim itu celetuk kami, selsesai foto kami berembuk apa lanjut ke Curug Cipamangkis atau langsung pulang ke Jakarta. Hasil rembukannya kami melanjutkan vakansi ke Curug Cipamngkis. Kami sempat ngakak setelah mengetahui kalau air tempat Poppy dan Ningsih cuci kaki dan tangan tadi adalah tempat orang buang hajat hahahaa.

Tambahan foto
Dok. Erwan Aris Syaputra
Dok. Erwan Aris Syaputra
Dok. Erwan Aris Syaputra
Dok. Erwan Aris Syaputra

Peserta vakansi ke Gunung Batu, Minggu 8 Maret 2015
1. Erwan Aris Syaputra (Aku)
2. Lidia Widiasworo
3. Maria Anastasia
4. Pebrianto Ame
5. Poppy Parisa Agussusanti
6. Nur Sekreningsih Marsan
7. Yuti Marlianti
8. Indanna Zulfah
9. Rosita
10. Saleh (Sopir)

Biaya masuk Gunung Batu Rp. 5.000,-
Biaya parkir mobil Rp. 20.000,-
Biaya parkir motor Rp. 5.000,-
Gorengan satu Rp. 1.000,- Lemper satu Rp. 1.000,- Nasi satu porsi Rp. 3.000,- Mie instant rebus/goreng Rp. 4.000,- Bakso Rp.10.000,- Mie Ayam komplit Rp. 15.000,-

Lokasi - Desa Sukamakmur, Cirau,Jonggol, Bogor, Jawa Barat.

Tips : Baiknya ke Gunung Batu pada musim kemarau dan weekdays karena pada saat weekend pengunjung Gunung Batu sangat ramai, lakukan pemanasan sebelum mendaki, bawa makanan dan minuman untuk mendaki, bawa payung dan atau jas hujan, gunakan sendal dan sepatu yang nyaman.

Pesan : Jangan kotorin alam baik dengan perkataan atau perbuatan, bawa pulang sampah yang kita bawa, jangan coret-coretin apapun yang ada disana, jangan tinggalkan apapun kecuali jejak, jangan bawa apapun dari sana kecuali foto dan kenangan.

Erwan Aris Syaputra
Jakarta 11:21 PM

Tag
#GunungBatu #GunungBatuJonggol #Gunung #Batu #Jonggol #GunungJonggol #GunungWakwaw